PUISI-PUISI

 BERSAMA KAKEK

-di penjara Udon

Ke kanan ke kiri,aku melihat garis-garis melebar di langit

Arena yang memaksaku terus menghantam angin

“Sudah Kek,kau cukup duduk menyaksikan”

 Masih Busoushoku ternyata,

Keinginan dan tekad memang harus di rantai

Ketakutan dan kesunyian memang musti di redam dalam mimpi siang hari


Pukulan tak kasat mata itu masih terus ku coba tak peduli berapa juta kali

Meski tubuhku di cerca aku takkan binasa


Ufuk yang menjorok kearahku menyodorkan gambaran 

Dari masa depan

Siklus waktu yang mengikat pada mataku,kini menembus kesamaran 

Sekarang dan masa depan adalah butir pasir yang sama

Oase itu ternyata menganugerahi lambungku

Karuniakan onggokan daging

Penjara udon ini tak ubahnya seperti oase tersebut

Sama-sama menghiburku

2020



DELTA THEATRE

Pertunjukan  The blue lagoon sudah dimulai?

Nanti,setelah malam menghantarkan jam duabelas kepada kita

Sejurus kemudian Lenna mendekap tubuhku kuat-kuat

Bulan melelah,darahku terbakar tubuhku seperti diguncang gempa dan tertanam

Tapi kesadaranku mencapai langit

Hujan menjadi lagu yang menyihir

“Lenna?”tanyaku

2020


NAIK KAPAL

Ombak emas dan perak bergemuruh

Menjejal angin ke pipi

“Pesisir adalah gerbang kebebasaan untuk itu lambaikanlah tangan sebagai isyarat kepulangan yang tak segera”katamu

Ada yang sedang berpusing mendorong layar tegak berkembang,sampan memanas

Ada bau asin terpercik juga karang-karang terpanggang matahari siang

Suatu sore yang seperti harta karun

2020


RERANTING ITU

Reranting itu runduk seperti hatimu

Ketika perjamuan dan percakapan dilontarkan

Nafas interaksi mengalir tanpa proporsi


Reranting itu menggeliat

Seumpama tubuh sehabis padam sedari siang

Jalan sekitarpun basah

Tanah lapuk


Reranting itu

Bergoyang-goyang menampilakan opera

Dan kau diam tepekur merapal doa

2020


PELANLEMBUTAN

Pelanlembutan

Seumpama salju yang turun ke atap rumahmu

Jalan-jalan memutih

kaca jendela mati dan gagal menyingkap hibuk kehidupan


Pelanlembutan 

Api yang menggerogoti pendiangan

Menjaga nyawa suatu perkemahan


Pelanlembutan 

Menanti bus kota 

Sembari memandang lalu-lalang 

Hujan begitu awet memendekan kenyataan

Pelanlembutan

2021


LANGKAH KAKIMU

Langkah kakimu yang kecil

Pada pematang sawah

Urat-urat tanah

Langkah kakimu menumbuk tanah

Lembut dan sahaja

Langkah kakimu mengejar kesunyianku

Langkah kakimu

Meninggalkan jejak di persada waktu

2021


TKHA

Ayunan,batu terjun dan tali panjatan

Wajah ibu guru yang terekam di dinding

Juga wajah kami

Bangunan beberapa petak

Tak banyak

Mobil kayu?

Tangisan minta pulang

Dan bunda yang setia menunggu di sebalik jendela

Ketika aku tengah mengeja kehidupan pada lembar buku berwarna

2021


LANGIT

Langit jauh

Sangat jauh tak terjamah

Langit jauh

Sangat jauh tak terengkuh

Langit jauh

Sangat jauh jangan rubuh

Langit jauh

Sangat jauh melebar seperti gurun

Langit jauh

Sangat jauh begitu membentang seperti pesisir lautan atau ruko-ruko di malioboro

Langit jauh

Sangat jauh maukah kau melesat kesana bergaun dan bersayap cahaya

Langit jauh

Sangat jauh tak berongga dalam mata

Langit jauh 

Sangat jauh adakah kekosogan disana punah

Langit jauh 

Sangat jauh kerjap-kerjap malam di sana

Langit jauh

Sangat jauh serbuk hujan tertiup

Langit jauh 

Sangat jauh udara padam 

Langit jauh

Sangat jauh matahari bagai bohlam mungil

Langit jauh

Sangat jauh

2021


TIGAJARI

Aku diajari tiga jari 

Yang dipakai buat koyak-koyak hati manusia

Tanpa aba

Tanpa iba


2021


Comments

Popular posts from this blog

Temenmu Sudah Nikah Kamu Kapan

Perjalanan

The History and Contribution of Philosophy in Islamic Thought